Panduan Budidaya Bawang Merah Secara Tradisionil yang Segar

From Pediascape
Jump to: navigation, search

Bawang merah (Allium asclonicum) adalah satu diantaranya komoditas hortikultura yang paling diperlukan oleh manusia. Kesuksesan yang diraih dari budidaya bawang merah ini, pastinya hadapi bermacam problem (efek) di atas lapangan. Salah satunya metode budidaya, gempuran hama serta penyakit, kekurangan faktor micro, dsb yang menimbulkan produksi jadi menurun.

Meskipun kandungan paling besar yang dipunyai bawang merah yakni air, tapi ada bagian yang lain penting menjadi perhatian biar kita dapat mendatangkan umbi bawang merah dengan produksi tinggi serta bermutu. Jumlah bawang merah erat berkaitan sama ukuran serta jumlah umbi yang dibuat. Mutu bawang merah diputuskan oleh wewangian yang tajam dan warna kulit umbinya. Makin besar serta banyak umbinya dengan wewangian yang tajam, karenanya makin tinggi juga nilai jualnya.

Tambahan bahan organik berwujud pupuk kandang, kompos atau bahan hijauan fresh yang lain bisa membenahi susunan tanah, menaikkan agregasi, mempertingkat daya menggenggam air dan membuat semakin tanah dengan bermacam jenis elemen hara hasil peruraian berbahan organik yang ditempatkan ke tanah (Hendrata et al, 2014).





Riwayat

Tanaman bawang merah dikira berawal dari Asia. Sejumlah literatur menuturkan kalau tanaman ini berawal dari Asia tengah, terlebih wilayah Palestina dan India, akan tetapi beberapa kembali mengira-ngira jika tanaman bawang merah datang dari Asia tenggara serta Mediterania. Sumber yang lain mengira asal-muasal bawang merah asal dari Negara Iran serta Pegunungan sisi utara Pakistan.

Tanaman bawang merah sebagai tanaman yang paling tua dari asal-usul budidaya tanaman oleh manusia. Ini ditampakkan di abad I serta II Dynasti (3.200-2.700) SM, bangsa Mesir menggambarkan bawang merah pada patung dan tugu-tugu mereka. Di Israel, tanaman bawang merah diketahui di tahun 1500 SM.

Warisan Yunani Kuno menegaskan, usia pembudidayaan bawang merah, diperhitungkan 4000 tahun lalu. Di wilayah Eropa Barat, Eropa Timur dan Spanyol, tanaman ini diperbudidayakan seputar 1000 tahun lalu, lalu menebar ke Amerika khususnya Amerika Serikat. Dalam penyebaran sesudah itu, bawang merah ini berkembang sampai ke Timur jauh dan Asia Selatan. Di Jepang, budidaya bawang merah khususnya dikenali dalam akhir zaman yang serupa waktu bawang merah dikenali di Eropa barat. Di tahun 1975, Jepang menghasilkan bawang merah sejumlah 1 juta ton dari 30 ribu hektar, hingga jadi produsen nomor dua di dunia buat bawang merah. Sedang sekian banyak negara yang lain tertera selaku produsen bawang merah di antaranya Jepang, Amerika Serikat, Rumania, Italia dan Meksiko (https://id.shvoong.com/exact-sciences/biology/2333369-sejarah-dan-asal-muasal-bawang/#ixzz2zecm1diD).

cara budidaya , Kemungkinan dan Persoalan

Menurut Kepala Dinas Pertanian serta Peternakan Kabupaten Bangka Barat, Propinsi Bangka Belitung, bawang merah benar-benar prospektif buat diciptakan biarpun susunan tanahnya berpasir. Dapat meniru sukses peningkatan bawang merah, di Kabupaten Bantul, DIY yang menanam bawang merah di sejauh pesisir pantai selatan (https://sinarharapan.co/news/read/16363/bangka-barat-potensial-kembangkan-bawang-merah).

Menurut pangamatan di atas lapangan, sebagian besar komoditas sayur yang ada Kepulauan Bangka Belitung disuplai dari Pulau Jawa serta seputarnya. Menurunnya suplai bawang merah di banyak pasar di Pangkalpinang, pasca-lebaran membuat harga bawang merah condong bertambah. Harga bawang merah di Pasar Atrium Pangkalpinang, sekitar di antara Rp 55.000 - Rp 60.000 per kg

(https://bangka.mimbarnews.com/2013/08/13/harga-bawang-merah-lokal-masih-tinggi).

Menurut Menteri Perdagangan Gita Wirjawan, gara-gara tingginya cucur hujan di wilayah sentral produksi, diprediksi import bawang merah yang hendak masuk lokasi Indonesia sampai 10.000 ton. Berdasar pada data Kemendag, harga bawang merah terus memperlihatkan trend peningkatan harga. Umumnya bulan Juli, harga bawang merah nasional menggapai Rp 35.086 per kg, atau naik 19% bila dibanding Juni senilai Rp 29.456 per kg (https://bangka.tribunenews.com/2013/08/02/bulan-ini-10000-ton-bawang-merah-impor-masuk-pasar).

Tubuh Litbang Pertanian mulai sejak beberapa tahun lalu sudah menciptakan beragam macam Varietas Unggul Anyar (VUB) bawang merah, antara lain Maja (kemampuan 10,9 ton/ha, sesuai untuk daratan rendah), Kuning (kemampuan 21,39 ton/ha, sesuai untuk daratan rendah), Bima Brebes (kemampuan 9,9 ton/ha, pas buat daratan rendah), Katumi (kemampuan 24,1 ton/ha, pas untuk daratan medium), Sembrani (kemampuan 24 ton/ha, pas untuk daratan rendah sampai medium), Mentes (kapasitas 27,58 ton/ha) (R. Sinaga et all, 2011).



TEKNIK BUDIDAYA

Penyiapan bibit

Bawang merah yang diputuskan merupakan varietas yang adaptive sama ukuran kecil atau sedang.

Ukuran umbi bibit yang maksimal ialah 3 - 4 gr/umbi.

Umbi bibit yang bagus yang udah ditaruh 2 - tiga bulan serta umbi masihlah dalam ikatan (umbi masihlah ada daunnya)

Umbi bibit harus sehat, diikuti dengan wujud umbi yang solid (tak keropos), kulit umbi tidak cidera (tidak mengelupas atau berkilau)

Benih dipendam dengan larutan Hormon Organik satu hari saat sebelum tanam sepanjang 10 menit.

Selesai bibit ditiriskan, lalu diberi sama rata dengan 1 buntel (100 gr) agensia hayati memiliki bahan aktif Gliocladium + Trichoderma (Hendrata serta Murwati, 2008).

Sebelumnya dikerjakan penanaman, ujung umbi bawang merah dipotong 1/3 sisi atau sama sesuai keperluan (Hendrata et all, 2005).



Penyiapan area

Pemrosesan tanah dijalankan buat membentuk keadaan susunan tanah dan aerasi yang lebih bagus.

Semestinya tanah diratakan lebih dahulu lalu dibikin jalan untuk penyiraman dengan lebar ± 50 cm.

Area diproses dengan kedalaman ± 30 cm lalu dikasih kombinasi kotoran sapi masak (2,5 ton/ha) + agensia hayati memiliki bahan aktif Gliocladium + Trichoderma.

Seterusnya didiamkan waktu 1 minggu.



Penanaman

Awal mulanya tanah dibasahi dahulu lalu dibentuk lubang yang udah ditata jarak tanamnya.

Bibit ditanamkan pada situasi berdiri.

Penanaman baiknya gak boleh begitu dalam, cukup ditutup tipis dengan tanah/pasir.

Jarak tanam yang dipakai 20 x 20 cm pada jumlah bibit sejumlah 1 bibit per lubang.



PEMELIHARAAN

Penyiraman

Penyiraman bisa dikerjakan dengan gembor atau selang besar, dijalankan 2x satu hari (sore dan pagi) atau sama sesuai situasi tanah/tanaman terpenting sesudah hujan atau turun embun untuk menghindar penebaran penyakit Alternaria porii (trotol).

Kunci dari penyiraman yaitu memberi air dengan baik di tanaman maka tanaman tak layu atau saat sebelum tanaman merasakan stress.



Penyiangan

Penyiangan semestinya dijalankan di situasi gulma masih kecil, jika sudah besar cukup dipotong dengan sabit, gak boleh ditarik biar tak menghancurkan akar bawangnya.

Penyiangan dikerjakan 2x : 7 - 10 hst dan 30 - 35 hst, bergantung kondisi dan situasi atau mungkin waktu umbi pecah



Pengaturan Hama dan Penyakit

Secara prinsip untuk menangani gempuran OPT pakai rencana PHT, pestisida kimia bisa dipakai menjadi opsi paling akhir.



1. Bintik Ungu (Alternaria porii (ELL) Cif.

Gara-gara gempuran :

- Daun bawang kering dan mati

- Umbi yang bersifat tak prima (kecil - kecil)



Tanda-tanda gempuran:

- Bintik kecil, celung

- Warna putih sampai kelabu

- Kalau jadi membesar bintik seperti membuat cincin



Pengontrolan tehnis :

- Penyemprotan sama air bersih di tanaman sesudah turun hujan



Pengaturan kimia:

- Terapan fungisida bahannya aktif tembaga hidroksida serta Iprodion.



Pengaturan biologi :

- Program agensia hayati memiliki bahan aktif Gliocladium dan Trichoderma.





2. Bintik daun Cercospora (Cercospora duddiae)

Karena gempuran :

- Terjadi klorosis di daun



Tanda-tanda gempuran:

- Bintik klorosis, bundar, memiliki warna kuning

- Ada di ujung daun



Pengontrolan kimia:

- Terapan fungisida memiliki bahan aktif tembaga hidroksida serta Iprodion



3. Busuk Daun (Peronospora destructor)

Karena gempuran :

- Daun kering serta mati



Tanda-tanda gempuran :

- Waktu tanaman mulai membuat umbi pada cuaca yang cukup lembab karenanya tanda-tanda gempuran bakal berbentuk bintik hijau pucat serta seterusnya beralih jadi kapang.







Pengaturan tehnis :

- Penyemprotan beserta air bersih sesudah hujan atau saat pagi hari saat sebelum matahari muncul



Pengaturan kimia :

- Program fungisida dengan bahan aktif metalaksil dan tebu konazold.



Pengaturan biologi :

- Program agensia hayati memiliki bahan aktif Gliocladium serta Trichoderma.



4. Rebah bibit (Phytium debaryanum Hesse)

Karena gempuran :

- Tanaman yang anyar tumbuh bakal busuk dan mati



Tanda-tanda gempuran :

- Bibit di persemaian busuk, rebah serta setelah itu dapat mati



Pengontrolan tehnis :

- Mengontrol kelembapan di kitaran persemaian supaya kurang begitu tinggi



Pengaturan kimia :

- Terapan bakterisida



Pengaturan biologi :

- Terapan agensia hayati memiliki bahan aktif Gliocladium serta Trichoderma.



5. Ulat (Spodophtera exigua)

Karena gempuran :

- Daun tanaman jadi putus-putus atau robek serta hancur



Tanda-tanda gempuran :

- Ada telur ulat di seputar tanaman

- Daun apabila diteropong terlihat sisa dikonsumsi ulat



Pengaturan tehnis :

- Potong daun yang terkena serta dibuang di tempat yang jauh.

Pengaturan kimia :

- Terapan insektisida yang bahannya aktif Klorpirifos, Tebufenosida.



Pengontrolan biologi :

- Terapan agensia hayati yang memiliki bahan aktif SE-NPV (Spodophtera Exigua-Nuclear Polyhedrosis Virus).



Thrips bisa dikasihkan agensia hayati Beauveria bassiana (BVR) jumlah 100 g buat 1000 m.

Pemupukan

Tanaman bawang merah dipupuk dengan : Urea 150 kg/ha, ZA 200 kg/ha, SP36 150 kg/ha, KCl 150 kg/ha. Pemupukan diberi 2x adalah usia 7 hst 1/3 sisi serta 2/3 sisi dikasihkan pada usia 30 hst.

Tanaman seharusnya ditambah lagi dengan Pupuk Organik Padat (POP) jumlah 1 sdm untuk 1 gembor kemampuan 10 liter, jumlah pupuk kimia dikurangkan sepertiganya.

Usia 7 hst tanaman disemprotkan Pupuk Organik Cair (POC) jumlah 4 - 5 tutup per bak, tiap-tiap 7 - 10 hari sekali sampai 50 hst. Mulai 30 hst tanaman disemprotkan dengan hormon organik jumlah 2 tutup per drum.



PANEN

Panen dilaksanakan waktu tanaman usia di antara 60 - 63 hst, bergantung varietasnya.

Tanaman siap panen diidentikkan dengan 60% komunitas dari semua tanaman, daun tanamannya udah rebah, daun-daunnya jadi kering, umbi tersembul ke atas tanah, leher tangkai semu jika didesak lunak atau mungkin tidak keras.

Panen dijalankan saat udara ceria.

Semuanya tanaman ditarik secara berhati-hati dengan tangan supaya tidak ada umbi yang ketinggalan di dalam tanah (Hendrata et al, 2014).